Monday, 7 March 2016

Distilasi Alkena By Wira Nagara

DISTILASI ALKENA

Pernah bahagia kita merekah indah tanpa sedikitpun gelisah.
Saat lantunan rindu adalah alasan setiap pertemuan.
      Saat mencintaimu bukan hanya sekedar lamunan 
      semurung mendung sederas hujan
      mimpiku memuai hebat pada ketiadaan
Aku tak pernah menyesal akan keputusanmu memilihnya
Yang aku sesalkan adalah tiada sedikitpun kesempatan
Bagiku membuatmu bahagia.

Kesalahanku, menjadikanmu alasan segala rindu...

Waktu pun mengurai tetes hujan menjadi bulir-bulir kenangan
Ia menelusup tanpa permisi membasahi nurani.
merangkak naik menyusun kata yang dibicarakan oleh pelupuk.
Memaksa mata bekerja mengeluarkan kalimat penuh derita
Degub jantung menyatu detik, meyuarakan penyesalan yang runtuh menitik.

Bukan perih yang aku ratapi, tapi pengertian tak pernah kau beri.
SADARLAH!
Aku telah mencintaimu dengan terengah-engah
mencibir ogsigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang aku izinkan
mengisi setiap rongga
menghempas darah dengan namamu yang mengalir membuat jantungku
tetap berirama.
Padamu aku jatuh hati, bahkan sebelum Tuhan merencanakan adam dan hawa
diturunkan ke bumi.

Kesalahanku, Tak pernah mencintai selain kamu...

Tingkat sepi yang paling mengerikan, adalah sepi dalam keramaian.
Mengulik rasa secara primitif dan tak mengenali dunia telah jauh mengalami perubahan.
BAGAIMANA MUNGKIN, aku menjauh jika hanya padamu keakuanku luluh?
BAGAIMANA MUNGKIN, aku pergi jika bayanganmu masih saja menghiasi mimpi?
BAGAIMANA MUNGKIN, aku berpindah bila hanya padamu hatiku bisa singgah?

BAGAIMANA MUNGKIN?

BAGAIMANA......
MUNGKIN....

Kau memilih orang lain?...

Detik yang berbaris hanya membuat pengharapan semakin miris
Kau tak bergeming, Kau tak pernah menjawab dengan alasan caraku mendambamu terlampau bising
Otakku terus meneriakan penyesalan sembari bertanya tentang kenapa.
pada sikapmu yang terlalu membuat semesta menerka-nerka.
Tangkupan tanganku masih saja menggenggam harap untukmu.
namun keegoisanmu membuatnya kosong laksana harapan semu.

Kesalahanku, Isi doaku tak pernah selain namamu...


Cinta tak selamanya tentang kepemilikan, tapi cinta adalah tentang keikhlasan.
Segala rela aku coba tumpahkan.
pada rajutan tinta yang menulis namaku dalam undangan pernikahan.
PALING TIDAK, aku pernah merasakan perihnya ditolak tanpa penjelasan
PALING TIDAK, aku pernah menyadari sakitnya mendamba tanpa balas peduli
PALING TIDAK, aku akhirnya bisa melihat sosok terbaik yang akan mendampingimu, memakaikan cincin di jemarimu, mencium keningmu, dan bersanding bahagia berbagi senyuman dengan mu.

Terima kasih atas segala rasa, pada hari itu aku pun turut mengucap bahagia
Mencoba Ikhlas
Walau air mata pasti mengucur deras

Kesalahanku, Adalah tak pernah merasa bahwa untukku kau tak pernah punya cinta


2 comments:

Tolong berikan komentar yang membangun agar orang bisa lebih baik lagi.